DERITA NEGERI ASING
Aku dibawa terbang oleh cerita panjang para
perantau
Tentang
cecer uang di negeri orang,
Tempat-tempat
yang sedap di pandang
Atau tabur
emas seluas padang-padang gersang
Namun, saat
kakiku hinggap di sana, sayapku menangkup sia-sia
Lantaran
indah yang dijanjikannya terlalu mudah menjadi nestapa
Kilau emas
yang dulu kurindukan
Menjelma
merah darah yang berarak ke arah matahari tenggelam
Kemilau
logam yang katanya berburai di gedung-gedung menjulang
Menjelma sorot
mata tajam di lempeng tebing yang curam.
Tuhan..
Aku ingin
kembali terbang menemui jejakku yang kian menghilang.
Annuqayah ,24 Januari 2020
HANYA JEJAKMU
Sepertinya
aku telah gagal menghapus jejak
Bekas
telapak kakimu dahulu
Yang pernah
kuajak untuk berpijak
Dan
bersanding di tanah kenang
Di atas
sepanjang jalan setapak
Bersama-sama
kita memacu langkah ke satu arah
Namun jalan
hidup teramat cepat
Menyibak
harap yang tak sempat terucap
Hingga saat
ini,
Hanya
jejakmu yang tetap utuh melumut di dinding hati
Dan telah
telanjur menyatu dalam diri.
Annuqayah ,5 Maret 2020
TANAH IMPIAN
Di bawah
langit yang berbeda
Batinku
bersengketa dengan semesta
Dan,
Di atas
tanah impian
Batinku mengecam
pada semesta yang mencekam.
Annuqayah ,24 Januari 2020
TARIAN LUKA
Bagaimana
mungkin kau dapat menari di atas seutas tali
Padahal di
atas tali itu bersama-sama kita meniti
Menyadari
dan tahu bahwa tali itu akan tak lagi utuh
Baru kali
ini, kudengar tawamu serupa Guntur
Yang
menggelegar mengawali gerimis di hati, mengoyak rintih sunyi
Sebab
kesunyian bagiku adalah saat sesaat tanpa dirimu
Hingga sejenak
harapku berkata :
“jika saja
tali ini lebih kuat, kita akan meniti lebi lama di sini”
Namun aku berharap
pada mustahil yang terendus nafas gigil
Annuqayah ,28 Maret 2020
SENANDUNG BURUNG DI SARANG ASING
Tak serupa
mereka yang terbang bebas di belantara
Menebar
canda ceria dengan kepakan sayapnya
Yang dingin
dalam pelukan angin
Sementara
aku, hanya diam membisu di sarang asing
Lantaran aku
adalah seekor pelatuk
Di antara
kawanan kenari
Yang hilang
arah dan harap untuk mencari
Setiap saat
aku hanya perlu menelan selera
Dengan
membekap paruh
Dan melipat
lebar sayap
Hingga tiada
satu pun dahan yang sanggup merayuku
Untuk
sejenak hinggap
Sebab,
dedaunan, reranting bahkan batang dan pohon-pohon
Yang kulihat
di sana tersipu malu seolah sungkan pada ku
Membuat
kakiku kaku untuk sekedar bertengger di batangnya.
Annuqayah ,4 Maret 2020
PERJALANAN DERITA
Berangkatlah, walau lenyap cahaya akan menunjukkan arah
jalanmu
Bertahanlah, dari perih luka yang kau derita
Demi jarak yang harus segera kau habiskan antara kita
Cobalah, tetap melangkah walau tiada tempat untuk berteduh
Yakinlah, pada tanah yang kau pijak setiap waktu
Telah kutaburi benih-benih harapan
Yang akan tumbuh berbuah cahaya cerlang
Dan begitupun kusandingkan do’aku
Bersama angin yang kau hirup hembuskan
Barangkali tiada saksi yang sanggup meyakinkanmu
Tetapi, jika kau berjumpa bayang remang pada arah jalanmu
Temui pemilik sepi dan sunyi malam ini
Lalu tanyakan pada langit saat sakit tak lagi menjangkit
Tentang kata pembunuh luka
Atau tentang mantra penebas siksa.
Annuqayah ,29 Februari 2020
Reviewed by Karyah99
on
21:11
Rating:


No comments: